70. THOMAS JEFFERSON 1743-1826
Dia, Thomas Jefferson, Presiden Amerika Serikat ketiga. Dia penulis Deklarasi
Kemerdekaan Amerika. Orang yang namanya dikenal ini lahir dari perut ibunya
tahun 1743 di Shadwell, Virginia. Bapaknya? Tentu saja bukan presiden kedua dan
bukan pula penulis apa pun, melainkan seorang penyelidik dan sekaligus seorang
petani yang berhasil. Sebagaimana biasanya bapak yang baik dan tidak slebor, dia
mewariskan perkebunan yang luas buat sang anak. Jefferson belajar di perguruan
tinggi William dan Mary selama dua tahun, tetapi entah mengapa keluar begitu
saja sebelum dapat gelar apa pun. Sesudah itu dia pelajari ilmu hukum selama
beberapa tahun dan tahun 1767 dia ditempatkan di badan pengadilan Virginia.
Tujuh tahun lamanya Jefferson mempraktekkan kebiasaan hukumnya seraya
bergelimang di bidang pertanian. Bersamaan dengan itu dia juga jadi anggota
"Burges", dewan perwakilan Virginia.
Esai penting pertama Jefferson A Summary View of Rights of British America,
tentang pandangan selintas kilas ihwal hak-hak Amerikanya Inggris. Esai itu
ditulisnya tahun 1774. Tahun berikutnya dia dipilih jadi anggota delegasi
Virginia untuk hadiri Kongres Kontinental kedua, dan tahun 1776 mulailah ia
membuat corat-coret rancangan Deklarasi Kemerdekaan. Di penghujung tahun itu
pula dia kembali ke dewan perwakilan Virginia dan main perananlah dia di situ
dalam hal pelbagai keputusan penting yang menyangkut perobahan-perobahan masalah
besar. Dua dari usul-usulnya adalah Statute of Virginia for Religion Freedom dan
Bill for More General Diffusion of Knowledge. Yang pertama menyangkut
perundangan perihal kebebasan beragama di Virginia dan yang kedua menyangkut
perundangan tentang penyebaran ilmu pengetahuan secara umum. Yang kedua ini
jelas berkaitan dengan keperluan pendidikan masyarakat.
Usul-usul Jefferson perihal pendidikan antara lain: pemberian pendidikan
dasar kepada semua orang; pendirian sebuah universitas pemerintah buat mereka
yang berbakat layak mendapat pendidikan tinggi; adanya sistem beasiswa. Rencana
pendidikan Jefferson ini tidak diterima oleh negara bagian Virginia saat itu,
kendati rencana serupa belakangan dilaksanakan oleh lain-lain negara tanpa
kecuali.
Perundang-undangan menyangkut kemerdekaan beragama sungguh mengesankan bahkan
mengagumkan karena didalamnya terkandung toleransi agama dan sekaligus ketegasan
adanya pemisahan antara agama dan negara. (Sebelumnya, Gereja Anglikan merupakan
agama resmi di Virginia). Memang ada penentangan terhadap usul Jefferson ini
tetapi ujung-ujungnya disetujui juga oleh dewan perwakilan Virginia (1786).
Gagasan serupa juga segera disetujui dalam UU tentang hak-hak asasi oleh
lain-lain negara bagian, dan akhirnya disetujui pula dalam UUD Amerika Serikat
sendiri.
Jefferson jadi Gubernur Virginia dari tahun 1779 sampai 1781. Lantas dia
"pensiun" dari kehidupan politik. Selama masa ngaso ini dia menulis satu-satunya
bukunya Notes on the State of Virginia, ihwal negara bagian Virginia. Buku ini
antara lain memuat sikap Jefferson yang tegas dan terang-benderang tentang anti
perbudakannya. Tahun 1782 isteri Jefferson tutup usia sesudah kawin sepuluh
tahun dan beranak enam. Walaupun si duda Jefferson masih cukup muda, tetapi dia
tidak kawin lagi sesudah itu.
Kemudian dia lekas-lekas berhenti dari ngasonya dan menceburkan diri dalam
Kongres. Di situ usulnya tentang hal-ihwal pembagian mata uang dari sudut berat
maupun ukurannya (ini terjadi sebelum adanya rencana sistem ukuran metrik, yaitu
panjang dinilai dengan meter, berat dinilai dengan gram, isi dinilai dengan
liter dan sebagainya) ditolak. Dia juga mengajukan usul pelarangan perbudakan di
seluruh negara bagian, tetapi usul ini tertolak hanya karena selisih satu
suara!
Tahun 1784 Jefferson mengunjungi Perancis dalam sebuah misi diplomatik.
Begitu sampai di sana begitu dia gantikan Benjamin Franklin jadi Duta Besar
Amerika untuk Perancis. Lima tahun lamanya dia menetap di Perancis, karuan saja
dia absen dari kegiatan politik dalam negeri Amerika Serikat termasuk tatkala
konstitusi disusun dan disahkan. Jefferson menyambut baik pengesahan konstitusi
itu, dan seperti para pemuka lainnya, dia yakin seyakin-yakinnya undang-undang
yang menjamin hak asasi harus dicantumkan didalam konstitusi.
Jefferson kembali ke negerinya di penghujung tahun 1789 dan segera ditunjuk
menduduki korsi Menteri Luar Negeri. Di forum kabinet berkembang perbedaan
sengit antara Jefferson dengan Menteri Keuangan Alexander Hamilton. Mereka
berbeda faham tentang pandangan politik.
Dalam skala nasional pendukung politik Hamilton bergabung membentuk Partai
Federal, sedangkan pendukung politik Jefferson bergabung membentuk Partai
Republik-Demokratis yang kemudian berkembang menjadi Partai Demokrat yang kita
kenal sekarang.
Tahun 1796 Jefferson jadi calon Presiden tetapi orang kedua sesudah John
Adams. Di bawah ketentuan-ketentuan konstitusi yang berlaku saat itu, dengan
sendirinya dia hanya menduduki Wakil Presiden. Baru pada tahun 1800 dia maju
lagi dan menanglah dia jadi Presiden mengalahkan John Adams.
Selaku Presiden, Jefferson moderat berbuat baik-baik saja terhadap bekas
lawan-lawan politiknya, dan dengan demikian menanamkan tradisi politik yang
membudaya buat Amerika Serikat di masa-masa berikutnya. Puncak dari puncak
peninggalan abadi yang diberikannya selama dalam masa jabatan presiden adalah
langkah pembelian Louisiana, yang berakibat membuat wilayah Amerika Serikat
hampir dobel luasnya. Pembelian Louisiana mungkin merupakan perpindahan
pemilikan daerah terbesar secara damai sepanjang sejarah. Ini pada gilirannya
membuat Amerika Serikat sebuah negara besar dan kuat di dunia, walhasil punya
arti penting berjangka jauh. Andaikata Jefferson seorang yang bertanggung jawab
atas ihwal pembelian Louisiana itu, bisa jadi saya tempatkan dia lebih atas
dalam urutan daftar sekarang. Tetapi, saya percaya, pemimpin Perancis Napoleon
Banaparte, dalam pengambilan langkah dan keputusan yang ruwet menjual daerah
kepada Amerika Serikat adalah orang yang paling pegang peranan. Bukannya
Jefferson. Kalau toh ada orang Amerika yang punya peranan besar dalam transaksi
penjualan ini, itu pun bukannya Jefferson, karena Jefferson tidak pernah punya
angan-angan melakukan pembelian tanah begitu luas. Yang-paling mendekati adalah
perutusan Amerika Serikat di Paris, Robert Livingstone dan James Monroe yang
begitu mencium kesempatan bagus dan menguntungkan untuk melakukan perundingan
jual-beli, dia melesat melewati instruksi-instruksi diplomatik yang ada padanya
dan terjun dalam persetujuan jual-beli. (Adalah menarik bahwa pada catatan yang
dipasang pada batu nisan, Jefferson tidak memasukkan pembelian Louisiana sebagai
salah satu dari hasil prestasinya, padahal catatan itu dia sendiri yang
tulis).
Jefferson terpilih lagi jadi Presiden tahun 1804 tetapi tahun 1808 dia
berkeputusan tidak mau jadi Presiden untuk ketiga kalinya. Berarti dia
memperkokoh langkah yang pernah diambil oleh George Washington. Jefferson
pensiun pada tahun 1809 dan satu-satunya langkah berikutnya yang bersifat
kegiatan pemerintahan adalah mendirikan Universitas Virginia (diresmikan tahun
1819). Dengan begitu dia bisa saksikan sebagian dari rencana yang pernah
diusulkannya didalam dewan perwakilan Virginia walaupun baru terealisir empat
puluh tiga tahun kemudian. Jefferson wafat tanggal 4 Juli 1826, pada hari ulang
tahun kelima Deklarasi Kemerdekaan, sesudah perjalanan hidup yang penuh dengan
pergulatan --dan juga kebahagiaan-- selama lebih dari delapan puluh tiga
tahun.
Bakatnya banyak sekali disamping bakat politik. Dia kuasai lima atau enam
bahasa asing, dia peminat serius pengetahuan alam dan matematik, dia petani yang
berhasil yang bergelimang dengan cara pertanian ilmiah. Dan juga dia produser
barang-barang, seorang penemu walau dalam ukuran kecil dan juga seorang arsitek
yang pandai.
Berhubung bakat dan kualitas pribadinya yang begitu menonjol, sering orang
berlebih-lebihan menilainya, melampaui pengaruh yang sesungguhnya yang dia
punyai dalam sejarah. Jika kita mau secara cermat menilai arti pentingnya,
mungkin kita mesti berangkat dari ihwal Deklarasi Kemerdekaan, karena pada
tingkat perencana dianggap itu sebuah hasil kerja Jefferson yang besar. Pertama
yang perlu dicatat Deklarasi Kemerdekaan itu bukanlah bagian dari hukum
pemerintahan Amerika Serikat karena arti pentingnya terletak pada kenyataan
bahwa deklarasi itu merupakan cetusan dari cita-cita Amerika. Lebih dari itu,
cita-cita yang terkandung didalamnya tidaklah asli buah pikiran Jefferson
melainkan sebagian terbesar berasal dari tulisan-tulisan John Locke. Deklarasi
Kemerdekaan bukanlah sebuah falsafah yang tulen asli, dan juga memang tidak
dimaksud begitu melainkan sebuah pernyataan ringkas tentang keyakinan yang sudah
jadi anutan banyak orang Amerika.
Juga bukanlah karena kehebatan Jefferson dalam penyusunan kalimat-kalimat
deklarasi yang mendorong bangsa Amerika memproklamirkan kemerdekaannya. Perang
Revolusioner pada hakikatnya pecah bulan April 1775 (lebih dari setahun sebelum
Deklarasi Kemerdekaan) yang bermula dari pertempuran Lexington dan Concord. Di
bulan-bulan sesudah pertempuran itu, daerah jajahan Amerika menghadapi keputusan
kritis: haruskah mereka sebaiknya menuntut langsung kemerdekaan ataukah harus
berkompromi dengan pemerintah Inggris? Pada musim semi tahun 1776, gairah
memilih alternatif pertama tumbuh makin kuat di Kongres Kontinental. Dan bukan
pula Jefferson melainkan Richard Henry Lee dari Virginia yang pada tanggal 7
Juni secara resmi mengusulkan agar Amerika yang dijajah menyatakan dirinya
merdeka dari Inggris. Kongres mengambil keputusan menunda pemungutan suara atas
usul resolusi Lee beberapa minggu dan membentuk sebuah panitia dibawah pimpinan
Jefferson untuk menyusun sebuah pernyataan kepada umum alasan-alasan menyatakan
kemerdekaan. (Anggota-anggota panitia lainnya dengan bijak mempersilahkan
Jefferson menyusun rancangan deklarasi sendirian). Kongres menyidangkan lagi
acara resolusi Lee tanggal 1 Juli dan di hari berikutnya ketika pemungutan suara
usul itu diterima bulat. Pada pemungutan suara tanggal 2 Juli itulah keputusan
kritis menyangkut pernyataan kemerdekaan dipecahkan. Baru sesudah resolusi itu
diterimalah rancangan susunan Jefferson untuk diperdebatkan. Resolusi itu
diterima Kongres (dengan beberapa perubahan) dua hari kemudian tanggal 4 Juli
1776.
Apabila Deklarasi Kemerdekaan dianggap tidak begitu penting seperti umumnya
dikira orang, apakah ada karya-karya lain yang bisa menempatkannya dalam
kedudukan tinggi dalam daftar urutan buku ini? Dalam catatan di batu nisannya,
Jefferson menyebut dua hasil karya yang dia harap bisa dikenang orang. Pertama,
peranannya dalam kaitan pendirian Universitas Virginia meski sebetulnya tidaklah
begitu menentukan, ini toh belum memadai syarat pencantumannya dalam daftar
urutan ini. Kedua, karyanya selaku penulis Statute of Virginia for Religions
Freedom yang mampu cukup berbobot dan punya makna. Tentu saja, gagasan umum
mengenai kebebasan beragama telah pernah dicetuskan oleh pelbagai filosof
kenamaan sebelum Jefferson, termasuk John Locke dan Voltaire. Tetapi
perundang-undangan lebih maju dari gagasan yang dianjurkan Locke. Lebih jauh
dari itu, Jefferson seorang politikus yang aktif yang berhasil merealisir
pikirannya ke dalam bentuk undang-undang, dan usul Jefferson mempengaruhi
negara-negara bagian lain tatkala mereka membuat perundang-undangan mengenai
hak-hak asasi.
Hal itu menggoda pertanyaan lebih lanjut: sampai sejauh mana saham yang
disumbangkan Jefferson dalam hal pengesahan undang-undang tentang hak asasi
federal? Jefferson memang wakil dari mereka yang menggandrungi jaminan hak-hak
asasi dan memang dia salah seorang dari pemuka intelektual dari kelompok itu.
Tetapi, Jefferson tidak berada di dalam negeri antara tahun 1784 hingga akhir
1789, sehingga tentu saja tidak terlibat tatkala perdebatan pembicaraan hak-hak
asasi di masa sulit-sulitnya menjelang konvensi konstritusi. James Madison-lah
yang pegang peranan kunci dan berhasil melakukan amandemen lewat Kongres.
(Kongres mengesahkan amandemen itu tanggal 25 September 1789, sebelum Jefferson
kembali ke Amerika Serikat).
Dapatlah dikatakan, bukanlah langkah tindakan resini Jefferson, melainkan
sikap-sikapnya yang paling dalam mempengaruhi Amerika Serikat. Tetapi, masih
bisa diragukan sejauh mana gagasan-gagasan Jefferson diterima oleh rakyat
Amerika. Orang banyak yang menyanjung nama Thomas Jefferson, mendukung
kebijaksanaan politik, yang justru bertentangan dengan pendapat Jefferson
sendiri. Misalnya, Jefferson yakin betul dengan apa yang sekarang kita sebut
"pemerintahan kecil." Suatu ungkapan karakteristik (berasal dari pidato
pelantikannya): "... yaitu sebuah pemerintahan yang bijak dan ekonomis yang akan
mencegah orang menyakiti lainnya, yang akan memberikan keleluasaan bebas
mengatur hasrat industri dan perbaikan hidup ..." Mungkin titik tolak Jefferson
benar, tetapi pemilihan umum dalam masa empat puluh tahun terakhir menunjukkan
bahwa kata-katanya tidak meyakinkan mayoritas rakyat Amerika. Misal kedua.
Jefferson menentang mati-matian pandangan bahwa kekuasaan terakhir menafsirkan
konstitusi terletak pada tangan Mahkamah Agung, yang bisa pula dengan demikian
mengeluarkan hukum yang tidak konstitusional kendati sudah disepakati Kongres.
Pendapat macam ini, dia pikir, bertentangan dengan prinsip pemeritahan
demokratis.
Kalimat-kalimat sebelumnya mungkin lebih memperjelas bahwa Jefferson
sesungguhnya pengaruhnya kecil dan tak layak punya tempat di buku ini.
Tetapi jika orang terlampau terpukau oleh pohon-pohon, dia akan kehilangan
gambaran tentang hutan secara keseluruhan. Kalau orang mau mundur agak selangkah
dan mencoba menilai karier Jefferson dalam skala yang lebih besar, orang akan
segera dapat melihat mengapa Jefferson dilukiskan sebagai "juru bicara kebebasan
manusia yang menonjol."
Mestikah Thomas Jefferson ditempatkan lebih tinggi atau lebih rendah
ketimbang George Washington? Kemerdekaan Amerika dan lembaga-lembaga
demokratisnya didirikan oleh usaha bersama orang-orang yang penuh ide dan
orang-orang yang kerja keras. Jika keduanya sama pentingnya, saya percaya secara
umum ide merupakan faktor sumbangan yang lebih penting. Di segi eksekutif,
George Washington nyata-nyata memainkan peranan dominan. Penghargaan kepada
mereka yang mencetuskan ide harus --mau tidak mau--dibagi diantara sejunilah
besar orang, termasuk orang-orang Amerika seperti Jefferson dan James Madison
dan orang-orang Eropa seperti John Locke, Voltaire dan banyak lagi lainnya. Atas
dasar alasan itu, Thomas Jefferson di samping bakatnya yang besar dan bobotnya,
ditempatkan dalam urutan di bawah George Washington di buku ini.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar