Elektron duduk termenung, sesekali ia kayuhkan kedua kakinya agar
ayunan bergerak perlahan. Ayunan yang sering disebut orbital merupakan
tempat yang paling Elektron sukai. Jadi siapapun orang yang ingin
menemukannya langsung saja menuju orbital. Walau demikian, tidaklah
mudah untuk bertemu Elektron di sana. Tapi setidaknya orbitallah tempat
kemungkinan Elektron melepaskan penatnya ketika ia berada di rumah atom.
“Mengapa aku selalu ingat Proton?” keluh Elektron seraya menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.
“Apa
yang salah dengan perasaan ini, tidak bolehkah aku tertarik padanya?”
pertanyaan yang kesekian kalinya namun tak juga Elektron mengetahui
jawabannya.
Elektron menatap jauh ke depan dan terhenti pada
sebuah kamar yang biasa disebut nukleous. Tatapannya sarat dengan beban
namun begitu tajam seakan ingin menembus dinding kamar dimana Proton
berada.
“Seandainya aku adalah Neutron, pastilah hatiku sangat senang karena aku akan selalu dekat dengan Proton” gumannya lagi.
~ *** ~
Elektron tinggal di sebuah rumah mungil bersama dua saudara angkatnya. Para tetangga memanggil rumah mungil itu dengan sebutan atom. Elektron adalah anak tertua. Kelahirannya dibantu oleh om J.J Thomson pada tahun 1897. Semenjak dalam kandungan dia sering dipanggil dengan nama sinar katoda karena Elektron merupakan anak yang diperoleh melalui tabung sinar katoda dan perkembangannya selalu dipantau oleh om William Crookes. Setelah lahir, ia diberi nama Elektron seperti yang diinginkan om G.J Stoney. Beratnya ditimbang oleh om Robert Milikan ternyata hanya 9,11 x 10-28 gram.
Adiknya yang pertama bernama Proton. Kelahirannya dibantu oleh om E. Rutherford pada tahun 1906. Dia lebih gendut dibandingkan Elektron karena massanya 1837 kali dari massa Elektron yaitu 1,673 x 10-24 gram.
Pada tahun 1932, Elektron mempunyai adik kedua yang diberi nama Neutron. Om James Chadwick yang membantu kelahirannya. Dia hampir sama gendutnya dengan Proton karena massanya adalah 1,675 x 10-24 gram.
Walaupun
mereka bersaudara dan tinggal bersama dalam rumah atom tetapi karakter
ketiganya berbeda. Elektron paling tidak suka berada di dalam rumah.
Baginya dunia terasa sempit jika hanya memandang tembok-tembok yang
memisahkannya dengan dunia luar. Berkeliling di halaman rumah lebih
mengasyikkan, Elektron dapat berjalan-jalan di taman, memandang
bunga-bunga yang berkembang dan menghirup keharumannya. Saat pagi tiba,
mentari akan menyusupkan kehangatannya sehingga Elektron semakin
bersemangat untuk terus beraktifitas. Biasanya, Elektron akan bersepeda
melalui lintasan yang disebutnya sebagai orbit. jika dia merasa lelah
maka Elektron beristirahat dalam orbital. Keaktifan Elektron dianggap
perilaku yang negatif oleh keluarganya.
Lain lagi dengan kedua adiknya, mereka lebih suka di dalam kamar. Kamar itu mereka sebut dengan nucleus karena itulah mereka berdua dinamakan nucleon.
Walaupun begitu, Elektron tahu jika Proton terkadang tertarik dengan
aktifitasnya. Sehingga mereka sering mencoba bertemu untuk saling
berbagi hati. Sedangkan Neutron dia sangat cuek. Apapun yang terjadi di
dalam rumah atom, dia netral-netral saja.
Bagi keluarga atom, sifat pendiam Proton merupakan sifat yang dianggap positif. Namun
bagi Elektron, Proton mempunyai karisma yang membuatnya terlihat
sempurna dibandingkan Neutron. Adanya perbedaan karakter antara Elektron
dan Proton membuat mereka saling tertarik. ketertarikan inilah yang
membuat beban bagi keduanya karena semestinya itu tidak ada.
~ *** ~
“Aku mohon Proton, cobalah kamu mengerti perasaanku” kata Elektron.
“Maaf
Elektron, tanpa kau katakanpun aku tahu perasaanmu karena akupun merasa
demikian, tapi itu tak mungkin” jawab Proton setengah tersedu menahan
tangisnya.
“Jikalau kita bersatu, maka takkan ada rumah atom lagi” lanjut Proton lirih.
Elektron
terdiam, dia paham sekali tak mungkin Proton meninggalkan nukleous.
tapi ia juga tak mungkin menghapus ketertarikannya pada Proton dengan
mudah, Mengacuhkannya saja membuat rasa menjadi gundah. Apalagi harus
jauh darinya, pastilah rindu itu ada. Rindu pada perhatiannya, rindu
pada cerita manjanya, rindu dengan tatapan penuh rasa rahasia yang
dalam.
“Ya sudahlah, biarkanlah perasaan ini tetap ada, toch aku
masih bisa memandangmu meski tak mampu bersamamu” ujar Elektron
kemudian.
“Kamu tahu Proton, hanya kaulah yang sering datang dalam
mimpiku dan memang hanya menjadi mimpiku….” lanjut Elektron menegaskan
apa yang dirasakannya selama ini.
Keduanya kini terdiam, diam oleh
ketidakberdayaan akan sebuah perasaan yang entah kapan hadir diantara
keduanya. Namun mereka paham, kebahagiaan tidak selalu harus menjadi
satu tetapi saling mengingatkan ketika salah, memotivasi ketika lelah,
memberikan nasehat bijak ketika gundah, semoga semuanya menjadi ajang
untuk ibadah. Dari perbedaan inilah yang akan menjadikan mereka dalam
satu-kesatuan di rumah atom sehingga mereka dapat menempati posisi,
tugas dan fungsinya masing-masing demi berputarnya dunia yang indah.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar