News Update :
Home » , » Kumpulan Puisi Taufiq Ismail ( MENCARI SEBUAH MESJID )

Kumpulan Puisi Taufiq Ismail ( MENCARI SEBUAH MESJID )

Penulis : ipaku on 16 Nov 2012 | 10:11 AM

Aku diberitahu tentang sebuah masjid
 yang tiang-tiangnya pepohonan di hutan
 fondasinya batu karang dan pualam pilihan
 atapnya menjulang tempat tersangkutnya awan
 dan kubahnya tembus pandang, berkilauan
 digosok topan kutub utara dan selatan
Aku rindu dan mengembara mencarinya
Aku diberitahu tentang sepenuh dindingnya yang transparan

dihiasi dengan ukiran kaligrafi Quran
 dengan warna platina dan keemasan
 berbentuk daun-daunan sangat beraturan
 serta sarang lebah demikian geometriknya
 ranting dan tunas jalin berjalin
 bergaris-garis gambar putaran angin
Aku rindu dan mengembara mencarinya
Aku diberitahu tentang masjid yang menara-menaranya
 menyentuh lapisan ozon
 dan menyeru azan tak habis-habisnya
 membuat lingkaran mengikat pinggang dunia
 kemudian nadanya yang lepas-lepas
 disulam malaikat menjadi renda-renda benang emas
 yang memperindah ratusan juta sajadah
 di setiap rumah tempatnya singgah
Aku rindu dan mengembara mencarinya
Aku diberitahu tentang sebuah masjid yang letaknya di mana
 bila waktu azan lohor engkau masuk ke dalamnya
 engkau berjalan sampai waktu asar
 tak bisa kau capai saf pertama
 sehingga bila engkau tak mau kehilangan waktu
 bershalatlah di mana saja
 di lantai masjid ini, yang luas luar biasa
Aku rindu dan mengembara mencarinya
Aku diberitahu tentang ruangan di sisi mihrabnya
 yaitu sebuah perpustakaan tak terkata besarnya
 dan orang-orang dengan tenang membaca di dalamnya
 di bawah gantungan lampu-lampu kristal terbuat dari berlian
 yang menyimpan cahaya matahari
 kau lihat bermilyar huruf dan kata masuk beraturan
 ke susunan syaraf pusat manusia dan jadi ilmu yang berguna
 di sebuah pustaka yang bukunya berjuta-juta
 terletak di sebelah menyebelah mihrab masjid kita
Aku rindu dan mengembara mencarinya
Aku diberitahu tentang masjid yang beranda dan ruang dalamnya
 tempat orang-orang bersila bersama
 dan bermusyawarah tentang dunia  dengan hati terbuka
 dan pendapat bisa berlainan namun tanpa pertikaian
 dan kalau pun ada pertikaian bisalah itu diuraikan
 dalam simpul persaudaraan yang sejati
 dalam hangat sajadah yang itu juga
 terbentang di sebuah masjid yang mana
Tumpas aku dalam rindu
Mengembara mencarinya
Di manakah dia gerangan letaknya ?
Pada suatu hari aku mengikuti matahari
 ketika di puncak tergelincir dia sempat
 lewat seperempat kuadran turun ke barat
 dan terdengar merdunya azan di pegunungan
 dan aku pun melayangkan pandangan
 mencari masjid itu ke kiri dan ke kanan
 ketika seorang tak kukenal membawa sebuah gulungan
 dia berkata :
"Inilah dia masjid yang dalam pencarian tuan"
 dia menunjuk ke tanah ladang itu
 dan di atas lahan pertanian dia bentangkan
 secarik tikar pandan
 kemudian dituntunnya aku ke sebuah pancuran
 airnya bening dan dingin mengalir beraturan
 tanpa kata dia berwudhu duluan
 aku pun di bawah air itu menampungkan tangan
 ketika kuusap mukaku, kali ketiga secara perlahan
 hangat air terasa, bukan dingin kiranya
 demikianlah air pancuran
 bercampur dengan air mataku
 yang bercucuran.
 
Jeddah, 30 Januari 1988
Taufiq Ismail


 

Share this article :

Posting Komentar

 
Design Template by Shies Adja | Powered by Blogger