Kumpulan Puisi Taufiq Ismail ( MENCARI SEBUAH MESJID )
Aku diberitahu tentang
sebuah masjid
yang
tiang-tiangnya pepohonan di hutan
fondasinya batu karang dan pualam pilihan
atapnya menjulang tempat
tersangkutnya awan
dan kubahnya tembus pandang, berkilauan
digosok topan kutub utara dan
selatan
Aku rindu dan mengembara
mencarinya
Aku diberitahu tentang
sepenuh dindingnya yang transparan
dihiasi dengan ukiran kaligrafi Quran
dengan warna platina dan
keemasan
berbentuk
daun-daunan sangat beraturan
serta sarang lebah demikian geometriknya
ranting dan tunas jalin
berjalin
bergaris-garis gambar putaran angin
Aku rindu dan mengembara
mencarinya
Aku diberitahu tentang
masjid yang menara-menaranya
menyentuh lapisan ozon
dan menyeru azan tak habis-habisnya
membuat lingkaran mengikat
pinggang dunia
kemudian nadanya yang lepas-lepas
disulam malaikat menjadi renda-renda
benang emas
yang
memperindah ratusan juta sajadah
di setiap rumah tempatnya singgah
Aku rindu dan mengembara
mencarinya
Aku diberitahu tentang
sebuah masjid yang letaknya di mana
bila waktu azan lohor engkau masuk ke dalamnya
engkau berjalan sampai
waktu asar
tak bisa
kau capai saf pertama
sehingga bila engkau tak mau kehilangan waktu
bershalatlah di mana
saja
di lantai
masjid ini, yang luas luar biasa
Aku rindu dan mengembara
mencarinya
Aku diberitahu tentang
ruangan di sisi mihrabnya
yaitu sebuah perpustakaan tak terkata besarnya
dan orang-orang dengan
tenang membaca di dalamnya
di bawah gantungan lampu-lampu kristal terbuat dari
berlian
yang
menyimpan cahaya matahari
kau lihat bermilyar huruf dan kata masuk beraturan
ke susunan syaraf pusat
manusia dan jadi ilmu yang berguna
di sebuah pustaka yang bukunya berjuta-juta
terletak di sebelah
menyebelah mihrab masjid kita
Aku rindu dan mengembara
mencarinya
Aku diberitahu tentang
masjid yang beranda dan ruang dalamnya
tempat orang-orang bersila bersama
dan bermusyawarah tentang dunia
dengan hati terbuka
dan pendapat bisa berlainan namun tanpa pertikaian
dan kalau pun ada
pertikaian bisalah itu diuraikan
dalam simpul persaudaraan yang sejati
dalam hangat sajadah yang itu
juga
terbentang di
sebuah masjid yang mana
Tumpas aku dalam
rindu
Mengembara
mencarinya
Di
manakah dia gerangan letaknya ?
Pada suatu hari aku
mengikuti matahari
ketika di puncak tergelincir dia sempat
lewat seperempat kuadran turun ke
barat
dan terdengar
merdunya azan di pegunungan
dan aku pun melayangkan pandangan
mencari masjid itu ke kiri dan ke
kanan
ketika
seorang tak kukenal membawa sebuah gulungan
dia berkata :
"Inilah dia masjid yang
dalam pencarian tuan"
dia menunjuk ke tanah
ladang itu
dan di
atas lahan pertanian dia bentangkan
secarik tikar pandan
kemudian dituntunnya aku ke sebuah pancuran
airnya bening dan dingin
mengalir beraturan
tanpa kata dia berwudhu duluan
aku pun di bawah air itu
menampungkan tangan
ketika kuusap mukaku, kali ketiga secara perlahan
hangat air terasa, bukan
dingin kiranya
demikianlah air pancuran
bercampur dengan air mataku
yang bercucuran.
Jeddah, 30 Januari 1988
Taufiq
Ismail

Posting Komentar