News Update :
Home » , » Kumpulan Puisi Emha Ainun Najib (SERIBU MASJID SATU JUMLAHNYA)

Kumpulan Puisi Emha Ainun Najib (SERIBU MASJID SATU JUMLAHNYA)

Penulis : ipaku on 5 Des 2012 | 8:41 AM

Oleh : Emha Ainun Najib

 
 Satu
 Masjid itu dua macamnya
 Satu ruh, lainnya badan
 Satu di atas tanah berdiri
 Lainnya bersemayam di hati
 Tak boleh hilang salah satunyaa
 Kalau ruh ditindas, masjid hanya batu
 Kalau badan tak didirikan, masjid hanya hantu
 Masing-masing kepada Tuhan tak bisa bertamu

 Dua
 Masjid selalu dua macamnya
 Satu terbuat dari bata dan logam
 Lainnya tak terperi
 Karena sejati

Tiga
 Masjid batu bata
 Berdiri di mana-mana
 Masjid sejati tak menentu tempat tinggalnya
 Timbul tenggelam antara ada dan tiada
 Mungkin di hati kita
 Di dalam jiwa, di pusat sukma
 Membisikkannama Allah ta'ala
 Kita diajari mengenali-Nya
 Di dalam masjid batu bata
 Kita melangkah, kemudian bersujud
 Perlahan-lahan memasuki masjid sunyi jiwa
 Beriktikaf, di jagat tanpa bentuk tanpa warna

 Empat
 Sangat mahal biaya masjid badan
 Padahal temboknya berlumut karena hujan
 Adapun masjid ruh kita beli dengan ketakjuban
  Tak bisa lapuk karena asma-Nya kita zikirkan
 Masjid badan gmpang binasa
 Matahari mengelupas warnanya
 Ketika datang badai, beterbangan gentingnya
 Oleh gempa ambruk dindingnya
 Masjid ruh mengabadi
 Pisau tak sanggup menikamnya
 Senapan tak bisa membidiknya
 Politik tak mampu memenjarakannya

Lima
 Masjid ruh kita baw ke mana-mana
 Ke sekolah, kantor, pasar dan tamasya
 Kita bawa naik sepeda, berjejal di bis kota
 Tanpa seorang pun sanggup mencopetnya
 Sebab tangan pencuri amatlah pendeknya
 Sedang masjid ruh di dada adalah cakrawala
 Cengkeraman tangan para penguasa betapa kerdilnya
 Sebab majid ruh adalah semesta raya
 Jika kita berumah di masjid ruh
 Tak kuasa para musuh melihat kita
 Jika kita terjun memasuki genggaman-Nya
 Mereka menembak hanya bayangan kita

Enam
 Masjid itu dua macamnya
 Masjid badan berdiri kaku
 Tak bisa digenggam
 Tak mungkin kita bawa masuk kuburan
 Adapun justru masjid ruh yang mengangkat kita
 Melampaui ujung waktu nun di sana
 Terbang melintasi seribu alam seribu semesta
 Hinggap di keharibaan cinta-Nya

Tujuh
 Masjid itu dua macamnya
 Orang yang hanya punya masjid pertama
 Segera mati sebelum membusuk dagingnya
 Karena kiblatnya hanya batu berhala
 Tetapi mereka yang sombong dengan masjid kedua
 Berkeliaran sebagai ruh gentayangan
 Tidak memiliki tanah pijakan
 Sehingga kakinya gagal berjalan
 Maka hanya bagi orang yang waspada
 Dua masjid menjadi satu jumlahnya
 Syariat dan hakikat
 Menyatu dalam tarikat ke makrifat

Delapan
 Bahkan seribu masjid, sjuta masjid
 Niscaya hanya satu belaka jumlahnya
 Sebab tujuh samudera gerakan sejarah
 Bergetar dalam satu ukhuwah islamiyah
 Sesekali kita pertengkarkan soal bid'ah
 Atau jumlah rakaat sebuah shalat sunnah
 Itu sekedar pertengkaran suami istri
 Untuk memperoleh kemesraan kembali
 Para pemimpin saling bercuriga
 Kelompok satu mengafirkan lainnya
 Itu namanya belajar mendewasakan khilafah
 Sambil menggali penemuan model imamah

 Sembilan
 Seribu masjid dibangun
 Seribu lainnya didirikan
 Pesan Allah dijunjung di ubun-ubun
 Tagihan masa depan kita cicilkan
 Seribu orang mendirikan satu masjid badan
 Ketika peradaban menyerah kepada kebuntuan
 Hadir engkau semua menyodorkan kawruh
 Seribu masjid tumbuh dalam sejarah
 Bergetar menyatu sejumlah Allah
 Digenggamnya dunia tidak dengan kekuasaan
 Melainkan dengan hikmah kepemimpinan
 Allah itu mustahil kalah
 Sebab kehidupan senantiasa lapar nubuwwah
 Kepada berjuta Abu Jahl yang menghadang langkah
 Muadzin kita selalu mengumandangkan Hayya 'Alal Falah!
 
 
1987




 

Share this article :

Posting Komentar

 
Design Template by Shies Adja | Powered by Blogger